Liga Champions
Perempatfinal Nihil Kejutan
Arya Perdhana - detikSport
Chelsea (AFP/Carl de Souza)
Jakarta - Pergelaran babak perempatfinal Liga Champions gagal menghadirkan kejutan. Empat klub yang berhasil menjejakkan kaki di semifinal relatif sudah diperkirakan sebelumnya.
Empat tim yang berhak tampil di semifinal kompetisi nomor paling wahid di Eropa ini adalah Barcelona, Chelsea, Liverpool dan Manchester United. Tak ada kejutan dengan hadirnya tim non-unggulan di sana.
Tiga tim, yakni Barcelona, Chelsea dan MU, melewati lawan-lawan yang secara kualitas memang relatif di bawah, yaitu Schalke 04, Fenerbahce dan AS Roma. Kebalikannya, Liverpool lolos dengan mengatasi lawan yang setara, Arsenal.
Kecuali partai Arsenal kontra Liverpool, formasi peserta semifinal sisanya sudah bisa diperkirakan semenjak pengundian perempatfinal digelar. Bayangan tentang siapa-siapa yang akan lolos makin transparan melihat hasil leg pertama.
Di hadapan pendukung sendiri, Roma dihajar MU 0-2. Tampil tanpa perbaikan di leg kedua. skuad Luciano Spalletti itu kembali kalah, kali ini dengan skor 0-1. Maka jadilah Roma harus masuk kotak karena kalah agregat 0-3.
Mirip-mirip dengan Roma adalah Schalke. Kevin Kuranyi dkk takluk dua kali kali di tangan Barcelona, masing-masing dengan skor 0-1.
Satu klub yang tidak diunggulkan namun nyaris menciptakan kejutan adalah Fenerbahce. Di putaran pertama di markas sendiri, klub Turki itu sukses menaklukkan Chelsea 2-1. Namun di returning leg, tak banyak yang bisa dilakukan oleh Fener. Mereka kalah 0-2 dan tersingkir.
Liga Champions tidaklah sama dengan kisah David melawan Goliath. Yang kecil ternyata tetap tidak mampu mengatasi yang besar.
Dari sisi kekuatan di atas lapangan, keempat semifinalis tersebut memang layak merengkuh tiketnya masing-masing. Selain faktor teknis, hal lain yang faktor kunci kelolosan mereka adalah pada karakter dan pengalaman.
Tak diragukan, Barcelona, Chelsea, Liverpool dan MU memiliki pemain-pemain dan juga pelatih mumpuni yang tahu bagaimana caranya mengatasi tekanan dalam kompetisi seketat dan seberat Liga Champions.
Simak apa kata pelatih Schalke Mirko Slomka di Goal. "Kami bertarung untuk setiap jengkal lapangan, tapi kami kurang memiliki pengalaman untuk menyelesaikan semuanya," pasrah Slomka.
Bila di perempatfinal yang baru lalu masih ada sedikit asa untuk melihat terjadinya kejutan (meski akhirnya kemudian musnah), maka hal itu tidak akan terjadi di semifinal.
Tidak ada lagi jurang kualitas di empat besar. Baik dalam partai Barcelona kontra MU maupun Liverpool melawan Chelsea, kekuatan keempatnya dapat disebut sangat berimbang. Dan para pencinta kejutan pun kehilangan harapan mereka.