Awas TB !!

lawan dengan 3A !
1. Awas !
Perhatikan sekitar anda , apabila da tman atau rekan anda yg batuk2 tdk smbuh2 , segera bw ke dokter untuk pemeriksaan !
2. Anjurkan !
Seperti yg sudah dilakukan oleh dee ..
3. Atasi !
Jgn biarkan penderita TB berkeliaran . Sarankan mereka agar dibawa kedokter untuk penangan lebih lanjut ..

njeh bu bidan

makasee bu bidan ...

klo bidannya kaya dee mah mending sakit trus deh ...

biar dirawat mulu ...

:D:D:D:D

Wah jd pengen dirawat bu bidan kayak dee :D:D:D:D

weleh weleh !
maz wildan , maz evin ni opo"an to ? sakit kok malah seneng !


*hheu

btw, bidan ntuh bukane buat orang melahirkan to?


*hho

lah, berarti bu dokter deeajenk :D:D

kok OOT ya? :D

yang pasti cegah TB sedini mungkin ...

klo da info tentang TB atau cara penangan silahkan di posting ...

Penyakit Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka kematian yang disebabkan oleh TBC.

Pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TBC, karena di sebagian besar negara di dunia, penyakit TBC tidak terkendali. Hal ini disebabkan banyaknya penderita TBC yang tidak berhasil disembuhkan.

WHO melaporkan adanya 3 juta orang mati akibat TBC tiap tahun dan diperkirakan 5000 orang tiap harinya. Tiap tahun ada 9 juta penderita TBC baru dan 75% kasus kematian dan kesakitan di masyarakat diderita oleh orang-orang pada umur produktif dari 15 sampai 54 tahun. Dinegara-negara miskin kematian TBC merupakan 25% dari seluruh kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Daerah Asia Tenggara menanggung bagian yang terberat dari beban TBC global yakni sekitar 38% dari kasus TBC dunia. Dengan munculnya HIV/AIDS di dunia, diperkirakan penderita TBC akan meningkat.

Di Indonesia hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995 menunjukan bahwa penyakit TBC merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok umur, dan nomor satu (1) dari golongan penyakit infeksi. WHO 1999 memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru dengan kematian sekitar 140.000.

Penyakit TBC tidak hanya merupakan persoalan individu tapi sudah merupakan persoalan masyarakat. Kesakitan dan kematian akibat TBC mempunyai konsekuensi yang signifikan terhadap permasalahan ekonomi baik individu, keluarga, masyarakat, perusahaan dan negara.

Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan melalui Program TBC Nasional, telah bekerjasama dengan Rumah Sakit (RS), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Dokter praktek pribadi, organisasi keagamaan dan ingin meningkatkan kerjasama dengan kelompok masyarakat pekerja dan pengusaha. Peningkatan perhatian dari pengusaha terhadap penyakit TBC di sektor dunia usaha sangat diperlukan. Guna mensukseskan aktivitas pengawasan TBC, pengobatan yang teratur sampai terjadi eliminasi TBC di tempat keja.

Setiap tempat kerja mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit TBC pada pekerjanya terutama pada blue collars (karena pendidikan rendah, higiene sanitasi perumahan pekerja, lingkungan sosial pekerja, higiene perusahaan). Pengusaha diharapkan ber partisipasi aktif terhadap penanggulangan TBC di tempat bekerja pada saat seleksi pekerja, higiene sanitasi di perusahaan, gotong royong perbaikan perumahan pekerja bekerjasama dengan puskesmas setempat.

Pengawasan TBC ditempat bekerja memberikan keuntungan yang nyata kepada perusahaan dan masyarakat. Pekerja yang menderita TBC selain akan menularkan ke teman sekerjanya juga akan mengakibatkan menurunnya produktifitas kerja, sehingga akan mengakibatkan hasil kerja menurun dan pada akhirnya mengakibatkan kerugian bagi perusahaan tempat penderita bekerja. Penemuan penderita baru dan pengobatan dini akan memberikan keuntungan bagi penderita, perusahaan dan program pemberantasan TBC Nasional.

Untuk menanggulangi masalah TBC di Indonesia, strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shourtcourse chemotherapy) yang direkomendasikan oleh WHO merupakan pendekatan yang paling tepat saat ini dan harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Pelaksanaan DOTS di klinik perusahaan merupakan peran aktif dan kemitraan yang baik dari pengusaha dan masyarakat pekerja untuk meningkatkan penanggulangan TBC di tempat kerja.

Termasuk di forum ini ...

:D:D:D

Byuh mumet aq wild mocone

tp thank mod :D

wuihh . dawaaa penjalasane

anyway, thanks atas infonyah yak mas

untuk pencegahan TB jangan cuman di terapkan pada orang" sekitar, tapi juga DIRI SENDIRI
*hheu

"bwekk"

makasih dee ..

uwc vin ..

keep posting ..

u're welcome ....

tetap sehat,
tetap semangat,
dan ikut: jalan" bersama wisata kuliner,
pokok'e maknyuss ....

(gag nyambung)
*hheu

apaan c ??

koq OOT y ??

wild_an wrote:

apaan c ??

koq OOT y ??

intine kesehatan to tapi
*heheheu


btw, adda nyang tau info ttg berapa prosen penderita TB di Indo saat ini gag ya?

Setiap Tahun, Dua Juta Orang Meninggal karena Tuberkulosis
Gizi.net - Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah dunia. Penyakit yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis sebagian besar terjadi di kawasan Asia Timur Selatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, ada tiga juta kasus TB setiap tahun di kawasan ini.

Di sub-Sahara Afrika jumlah kasus TB mendekati 1,6 juta setiap tahun dan lebih dari seperempat juta kasus ada di di kawasan Eropa bagian Timur. Sekitar tujuh juta sampai delapan juta orang sakit setiap tahun karena penyakit ini.

Data tersebut menunjukkan bahwa masalah TB merupakan masalah serius. Apalagi penyakit ini kerap muncul pada orang yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV).

Di Indonesia, data Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPMPL) Departemen Kesehatan, menyebutkan angka kesakitan TB (incidence rate) tahun 2003 sebesar 115/100.000 penduduk.

Artinya, dari 100.000 penduduk ada 115 orang yang positif TB. Insiden itu bila dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan. Tahun 2002 sebesar 122/100.000 penduduk dan tahun 2001 sebesar 130/100.000 penduduk.

Dengan insiden sebesar itu, persentase penemuan kasus TB 41,1 persen (tahun 2003), 29,3 persen (tahun 2002), 21 persen (tahun 2001) dan 19,7 persen (tahun 2000). Sedangkan persentase keberhasilan pengobatan 85 persen (tahun 2003), 86,5 persen (tahun 2002), 87 persen (tahun 2001) dan 92 persen (tahun 2000). Pada periode yang sama, persentase kegagalan pengobatan (putus obat) berkisar 1,6 persen (tahun 2003) sampai 3,3 persen (tahun 2002).

Di Jakarta, TB termasuk dalam enam program prioritas bidang kesehatan untuk penyakit menular. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Chalik Masulili menuturkan, tingkat penemuan kasus TB di daerah tersebut 40 persen. Persentase ini masih jauh dari target internasional (WHO) sebesar 70 persen dengan tingkat kesembuhan 85 persen. WHO menargetkan persentase itu dicapai pada tahun 2000 dengan menyertakan berbagai sector (pemerintah dan nonpemerintah).

"Kami menargetkan tahun 2004 persentase penemuan kasus berkisar 70 persen sampai 80 persen dengan cara menyertakan sector swasta yang operasionalnya di tingkat puskesmas," kata Masulili.

Dengan konsep kemitraan antara pemerintah dan sector swasta, pengidap TB yang berobat ke sector swasta (praktik dokter, klinik, rumah sakit) diharapkan mendapatkan obat antituberkulosis (OAT) gratis. Namun untuk biaya pemeriksaan (pelayanan) tidak gratis. Untuk menjangkau kelompok ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menerapkan sistem jemput bola.

Artinya, pihak puskesmas mencari dan mencatat alamat pengidap TB ke klinik, rumah sakit dan praktik dokter. Dengan strategi semacam ini, menurut Masulili, pihak puskesmas harus mengetahui pengidap TB di sekitar wilayah kerja suatu puskesmas.

Selain mencari pengidap TB yang berobat di luar puskesmas, pihak puskesmas juga memantau orang yang tinggal di sekitar pengidap TB untuk mengetahui penularan penyakit tersebut. Hal lain yang perlu dibenahi, kata Masulili, adalah penurunan tingkat kesalahan diagnosis dengan meningkatkan keterampilan petugas, serta mengupayakan kader pengawas menelan obat (PMO) dari pihak keluarga si pengidap TB. Pasalnya, selama ini kader yang bertugas sebagai PMO cenderung menurun.

"Selama ini penemuan kasus masih pasif, sekarang harus tahu siapa musuh dan perlu dicari untuk mengetahui kekuatan musuh. Masyarakat tidak perlu berobat ke rumah sakit, ke puskesmas saja. Manfaatkan puskesmas sedini mungkin. Tapi pencitraan puskesmas pun harus diubah," tandasnya.

Di Papua

PMO merupakan komponen dari strategi global penanggulangan TB yang dikenal dengan directly observed treatment short course (DOTS). Di Indonesia strategi ini diterapkan sejak tahun 1995 secara bertahap dan sekarang sudah semua provinsi menerapkan strategi ini. Komponen lain yang termasuk dalam DOTS adalah komitmen politik, penegakan diagnosis dengan pemeriksaan hapusan sputum, pemakaian obat paduan jangka pendek yang ampuh dan gratis.

Di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Boven Digoel Papua, strategi DOTS pun mulai diterapkan sejak tahun lalu. Khusus untuk Kabupaten Boven Digoel (kabupaten baru), menurut Manajer Proyek Area Development Program Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) Jeffry Telamonia, baru Maret ini ditandatangani nota kesepahaman antara WHI dengan Dinas Kesehatan setempat.

Menurut dia, kendala penanggulangan TB di kabupaten itu antara lain, akses terhadap pelayanan kesehatan rendah karena jarak puskesmas ke rumah penduduk jauh, puskesmas yang memiliki peralatan mikroskop untuk pemeriksaan sputum (basil tahan asam/BTA) hanya ada pada satu puskesmas.

Di samping itu, masyarakat merasa malu berobat ke puskesmas bila mengalami gejala TB karena stigma di tengah masyarakat. Masyarakat setempat masih menganggap TB adalah penyakit buatan orang sehingga cenderung berobat secara tradisional. Tetapi, pada kabupaten yang sudah lama eksis pun seperti Kabupaten Merauke, menurut dia, masih ada dokter yang belum dilatih strategi DOTS. Dengan dana bantuan global (GF ATM), WVI bekerja sama dengan pihak Dinas Kesehatan setempat melaksanakan pelatihan DOTS untuk tenaga kesehatan.

"WVI bergerak dalam sosialisasi TB di tengah masyarakat agar masyarakat tahu tentang TB dan mau berobat ke puskesmas. Selain itu, kami juga mengupayakan PMO melalui kelompok di gereja," ujarnya.

Untuk mengantisipasi minat kader bertugas sebagai PMO, WVI memberi imbalan berupa bantuan usaha (pertanian dan usaha kios) kepada para PMO. Sementara, Dinas Kesehatan setempat berencana memberi honor Rp 15.000 untuk setiap kader pada setiap pelaksanaan pos pelayanan terpadu (posyandu). Dua sampai tiga kader mempunyai wilayah kerja 100 kepala keluarga (KK).

Penerapan DOTS, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal PPMPL Sjafii Ahmad, membuat insiden TB menurun dan tingkat kesembuhan meningkat. Namun juga didukung dana dari berbagai donor. Untuk tahun 2003, besar anggaran penanggulangan TB dari APBN untuk biaya operasional Rp 980.735.000 dan OAT Rp 52,616 miliar.

Dana bantuan luar negeri CIDA/KNCV Rp 11,865 miliar untuk sembilan provinsi, Belanda/WHO sebesar Rp 17,499 miliar untuk 13 provinsi, ICDC/ADB sebesar Rp 379.570.000 dan GF ATM tahap pertama sebesar Rp 6,907 miliar untuk delapan provinsi serta bantuan dari Global Drug Facility sebesar US$ 1.474.162. Sekalipun ada bantuan para donor, dalam era desentralisasi khusus untuk operasional pemerintah kabupaten/kota perlu mengalokasikan dana.

lagi" ...

mas terserah gue pinter bangett nyari artikel buwatt di posting ...



thanks mas yea atas postingann'a

guweh bujan inbox kale

inbox ??

it "terserah gue" dee ..

ASTAGFIRULLAH !!!!!!!

matakku ...
mblereng ....

sorii mas !
suddah ta' ganti tuh post'a ..

wes gpp.


aku baek hati orangnya:D:D:D

baek hati , buruk rupa
hahahahahah ..

:D:D:D:D

D:D
*huahhahaha ...

eh pie . pie ...

ada berita terbaru ttg TB ?