Harry Potter and Deathly Hallows ... (Seri Terakhir Epik Harry Potter)

The Liberation Bearers
(Para Pembawa Kurban Tuangan)

Oh, siksaan yang berkembang dalam perlombaan,
kertak jerit kematian
dan pukulan yang menimpa nadi,
kucuran darah yang tak dapat
dihentikan seorang pun, dukacita,
kutukan yang tak dapat ditanggung siapa pun.

Namun ada kesembuhan di dalam rumah
dan bukan diluarnya, bukan,
bukan dari yang lain, melainkan dari mereka,
pergulatan berdarah mereka.
Kami bernyanyi untukmu,
dewa-dewi kegelapan di alam barzakh.

Sekarang dengarlah,
kalian kekuatan-kekuatan kebahagiaan
di alam barzakh,
tanggapi seruan ini, kirimlah bantuan.
Berkatilah anak-anak ini,
beri mereka kemenangan sekarang.


By : Aeschylus

Potongan puisi di atas dibubuhkan oleh J.K. Rowling pada prolog bukunya yang terakhir, Harry Potter and The Deathly Hallows (Harry Potter dan Relikui Kematian). Buku yang lagi-lagi menjadi best seller di seluruh dunia. Dengan jeniusnya sang pengarang membawa pembaca memasuki dunia sihir yang penuh rahasia. Buku ini adalah seri buku Harry Potter yeng terbaik (menurut pendapat saya sih . . . =P). Karena di buku ini terungkaplah seluruh rahasia yang pernah ditampilkan pada seri-seri sebelumnya. Rahasia-rahasia yang saya sendiripun kaget ketika membacanya. Prediksi saya sebagai Harry Potter’s holic tentang bagaimanakah isi dari buku ke-7 ini meleset. Kenyataan-kenyataan yang amat sangat tidak diduga bermunculan. Membuat saya tidak bias lepas dari buku ini. Tapi saya merasakan sedikit adanya ganjalan pada ending cerita ini. Kematian Lord Voldemort (musuh bebuyutan Harry), tampak terlalu mudah. Duel mereka berdua saya anggap kurang seru dibandingkan duel-duel yang pernah ada. Dan lagi, pada bagian epilog tidak dijelaskan bagaimana akhirnya koq Harry menikah dengan Ginny dan mempunyai 3 anak. Atau bagaimana nasib-nasib anggota Orde Phoenix yang selamat pada saat perang besar di Hogwarts. Atau bagaimana nasib anggota Laskar Dumbledore yang sekarang telah beranjak dewasa pastinya. Saya amat sangat mengharapkan J.K. Rowling membuat buku tambahan yang isinya menjelaskan tentang bagaimana nasib-nasib tiap-tiap tokoh.

Saya harap, anda semua membaca seri-seri Harry Potter mulai buku pertama sampai dengan yang terakhir. Saya tidak akan menanggapi argument-argumen anda sekalian yang mengikuti seri Harry Potter hanya dengan melihat filmnya ataupun dari cerita-cerita orang lain tanpa membaca sendiri novel-novelnya.

Sekian yang dapat saya posting hari ini. Semoga menambah minat pembaca.


DRACO DORMIENS NUNQUAM TITILANDUS

More Fruits of Solitude
(Lebih Banyak Buah Keheningan)

Kematian hanyalah sekadar menyeberangi dunia, seperti teman yang menyeberangi lautan; mereka masih hidup dalam diri masing-masing. Karena mereka perlu ada, cinta dan hidup dalam apa yang tidak terikat ruang dan waktu. Di dalam kaca ilahi ini mereka saling berhadapan; dan bebas berbicara, karena mereka roh murni. Inilah penghiburan para sahabat, bahwa kendatipun mereka dinyatakan mati, namun persahabatan dan pertemanan mereka, dalam arti yang paling baik, masih selalu ada, karena abadi.

By : William Penn


Sama seperti yang saya posting sebelum ini, puisi diatas adalah prolog Harpott ke-7 yang letaknya tepat dibawah puisi The Liberation Bearers. Kedua puisi tersebut lebih banyak membahas kematian karena memang pada buku ke-7 ini Harry dipaksa memberanikan diri menghadapi kematian teman-temannya dan bahkan kematiannya sendiri. Namun Harry telah mendapatkan apa yang gagal didapat oleh Dumbledore. Sesuatu yang dapat membawanya kembali dari kematian. Kematian sang Pangeran Kegelapan, Dia-Yang-Namanya-Tidak-Boleh-Disebut, Kau-Tahu-Siapa, Pemimpin Tertinggi Pelahap-Maut, Lord Voldemort, Tom “Marvollo” Riddle (wuih, banyak bgt y sebutan buat voldemort . . . -_-‘), merupakan titik balik kemenangan pihak yang disebut “baik”. Sebaliknya berakhirnya kekuasaan sihir “hitam” di dunia sihir.

Legenda Deathly Hallows (Relikui Kematian)

Kisah Tiga Saudara

Pada zaman dahulu ada tiga saudara, kakak-beradik laki-laki, yang berkelana melewati jalan panjang berliku-liku di senja hari.
Pada waktunya, ketiga saudara ini tiba di sungai yang terlalu dalam untuk diseberangi dengan berjalan kaki dan terlalu berbahaya untuk diseberangi dengan berenang. Meskipun demikian, ketiga saudara ini menguasai ilmu sihir, maka mereka tinggal melambaikan tongkat sihir mereka dan sebuah jembatan muncul di atas air yang berbahaya itu. Mereka sudah tiba ditengah jalan ketika ternyata jalan mereka dihalangi oleh sosok berkerudung.
Dan Kematian berbicara kepada mereka. Dia marah telah kehilangan tiga korban baru, karena para pengelana biasanya tenggelam di sungai. Tetapi Kematian licik. Dia berpura-pura memberi selamat kepada ketiga saudara ini atas sihir mereka, dan berkata masing-masing berhak mendapatkan hadiah karena telah cukup pintar untuk menghindarinya.
Maka, si sulung, yang suka bertempur, meminta tongkat sihir yang ada: tongkat sihir yang harus selalu memenangkan duel bagi pemiliknya, tongkat sihir yang layak diterima penyihir yang layak diterima penyihir yang telah mengalahkan Kematian! Maka Kematian menyeberang ke sebatang pohon elder di tepi sungai, di sana, dan memberikannya kepada si sulung.
Kemudian si tengah, orang yang sombong, memutuskan dia ingin mempermalukan Kematian lebih jauh lagi, dan meminta kekuatan untuk memanggil yang lain dari Kematian. Maka Kematian mengungut sebutir batu dari tepi sungai dan memberikannya kepada si tengah, dan memberikannya kepada si tengah, dan mengembalikan orang yang sudah mati.
Kemudian Kematian menanyai si bungsu, apa yang diinginkannya. Si bungsu ini yang paling rendah hati dan juga paling bijaksana di antara ketiga kakak-beradik ini, dan tidak mempercayai Kematian. Maka dia meminta sesuatu yang bias melanjutkan perjalanan dari tempat itu tanpa diikuti oleh Kematian. Dan Kematian, dengan amat sangat enggan, menyerahkan Jubah Gaib-nya sendiri kepadanya.
Kemudian Kematian menyisih dan mengizinkan ketiga kakak-beradik itu melanjutkan perjalanan mereka, dan mereka pun melanjutkan perjalanan, sambil membicarakan dengan takjub petualangan yang telah mereka alami, dan mengagumi hadiah dari Kematian.
Pada saatnya ketiga kakak-beradik ini berpisah, masing-masing menuju tujuan mereka sendiri-sendiri.
Si sulung berjalan kira-kira seminggu lagi, dan tiba di suatu desa yang jauh, mencari penyihir kenalannya, dengan siapa dia pernah bertengkar. Tentu saja , dengan tongkat sihir Elder sebagai senjatanya, dia tak mungkin kalah dalam duel yang terjadi. Meninggalkan musuhnya mati di lantai, si sulung menuju tempat penginapan. Di sana dia membanggakan keras-keras kehebatan tongkat sihir yang telah diperolehnya dari Kematian sendiri, dan tentang bagaimana tongkat sihir itu membuatnya tak terkalahkan.
Malam itu juga, seorang penyihir lain mengendap-endap mendatangi si sulung yang sedang terlelap, bersimbah anggur, di tempat tidurnya. Pencuri ini mengambil tongkat sihirnya dan, sebagai tambahan, menggorok leher si sulung.
Maka Kematian mengambil si sulung sebagai miliknya.
Sementara itu, si tengah pulang ke rumahnya, tempat dia hidup sendiri. Dia mengeluarkan batu yang memiliki kekuatan untuk memanggil orang mati, dan memutarnya tiga kali dalam tangannya. Betapa heran dan gembiranya dia, sosok gadis yang dulu pernah diharapkannya untuk dinikahinya, sebelum gadis itu meninggal dalam usia muda, muncul seketika itu juga di hadapannya.
Meskipun demikian gadis itu sedih dan dingin, terpisah darinya seolah oleh sehelai selubung. Walaupun telah kembali ke dunia orang hidup, dia sesungguhnya bukanlah bagian dari dunia itu. Akhirnya, si tengah, menjadi gila karena kerinduan yang sia-sia , membunuh diri supaya bisa bisa benar-benar bergabung dengan gadis itu.
Maka Kematian mengambil si tengah sebagai miliknya.
Namun, meski Kematian mencari si bungsu selama bertahun-tahun, dia tak pernah berhasil menemukannya. Barulah ketika telah mencapai usia lanjut, si bungsu membuka Jubah Gaib-nya dan memberikan kepada anak laki-lakinya. Dan kemudian dia menyalami Kematian sebagai teman lama, dan pergi bersamanya dengan senang, dan sebagai teman sederajat, mereka meninggalkan kehidupan ini.

Pada cerita anak-anak diatas tidak disebutkan kata-kata “Deathly Hallows” karena memang cerita diatas dimaksudkan untuk menghibur anak kecil. Saya akan memberikan definifisi semampu saya.
Tongkat Sihir Elder, Batu Kebangkitan, dan Jubah Gaib, jika ketiganya bersatu akan membentuk Deathly Hallows. Yang membuat pemiliknya menjadi penakluk Kematian. Harry tentu saja telah memiliki Jubah Gaib warisan James (ayah Harry). Pada meninggalnya Dumbledore, dia mewariskan sebuah Golden Snicth yang pertama kali di tangkap Harry pada buku pertama. Yang ternyata didalamnya terdapat Batu Kebangkitan. Tongkat yang dipakai Dumbledore selama ini adalah Tongkat Sihir Elder. Namun cara mendapatkannya adalah dengan membunuh pemilik sebelumnya. Voldemort keliru dengan mengira bahwa yang membunuhnya adalah Snape. Tetapi sebenarnya yang melucuti sebelum dia dibunuh adalah Draco Malfoy. Maka kekuatan tongkat itu ada pada Malfoy. Sebelum menghadapi perang besar, Harry telah mengalahkan Malfoy. Maka jadilah Harry sebagi pemilik kekuatan Tongkat Sihir Elder. Sehingga Harry telah melengkapi legenda Deathly Hallows dan membuat dirinya dapat kembali dari kematian meskipun telah dibunuh oleh Lord Voldemort sebelumnya.

kebanyakan ga ya postingnya ???

soale ni bikin dewe bis baca buku harpott yg ke 7 ...

baru kemarin selesai ...

uakehe ...

tp, sipp !

i love this book too !

cuman. lum slese ae ...
yg uda slse baca, angkat tangan hayukk !


im NOT

thanks dee ...

cepetan diselesein ...

biar bisa ngobrol banyak n bertukar pikiran ...

ada koq !
tp aq lupa situsnya .
lgan b . ingg maz ..
gmn coba ??

kallo mao di e-book ia b.ing nuh rata" maz ....

@hang_
skrg yg b.ind kekkna harganya suda lumaian lo maz hang !
gagmao nyuba?

barusan kayakna da yg ngmngin menikah ??

owh ,
gn ,
harry pada 19 taun setelah kalahnya lord voldemort menikah dengan ginny weasley dan dianugerahi 3 orang anak .
yg paling besar dinamakan seperti nama ayah harry , James .
sedangkan yg ke 2 dibr nama , Albus Severus , diambil dr 2 nama kepala sekolah hogwarts yg sudah tiada (Albus Dumbledore n Severus Snape) . Dan hanya Albuslah yg mewarisi mata Harry .
lalu yg paling kecil , Lily , seperti nama ibu harry potter .
James pd saat it memasuki taun ke 2nya di hogwarts .
Sedangkan adiknya , Albus br masuk hogwarts taun it . Dy takut bgt klo smp keterima di asrama Shlyterin . Tp harry blg klo dy bs memilih antara Griffindor ato Shlyterin . Sperti yg trjadi pada harry dulu .


Sedangkan ron weasley menikah dengan hermione dan dikaruniai 2 orang anak .
Rose dan adiknya , Hugo .
Rose seumuran dengan Albus . Yg br akan masuk hogwarts taun it .


Klo draco ,
si malfoy ini , g tau menikah ma capa . (moga2 istrina goblin ato troll ja y ??)
punya anak 1 yg dibri nama Scorpius .


Hehehe ..

Awas OOT neng ..

lha daripada bahas kawinannya mas hang_

:D:D:D:D

(becanda mas ..)

kan uda baca dee ..

jadinya tau .

haiah..

d buku ke 7, juga ada ktrangan" kawinan ntuh ta maz?

ada dunk ...

di chapter yg terakhir ...

"19 tahun kemudian" gt ...

mangkanya cptan dikelarin bacanya ...

wahh . wahh .

jadii tambah penen cepettan selese baca

tappi , gag punya buku nya e

hhe

tapi sedih juga yah bukunya harpot yang baru udah keluar...

loh ngakunya harpott mania ??
bukunya uda terbit koq malah sedih c ??

yang baru yang mane e mas ?

bukane yang ke 7 juga uda terbit dari dulu ?